
Halo Bapak Edy, apa kabar semoga sehat selalu ya pak, bisakah bapak ceritakan tentang diri bapak?
Perkenalkan nama saya Edy Cahyono sebagai founder yayasan rumah kinasih yang bergerak di sociopreneurship. Lahir di Blitar, 9 Agustus 1980. Saat ini memilik 3 orang anak.
Bolehkah Teman Inklusi tahu, apa itu Yayasan Rumah Kinasih?
Yayasan Bhakti Kinasih Mandiri merupakan sebuah yayasan yang berada di kabupaten Blitar yang mempelopori gerakan kewirausahaan untuk teman-teman inklusif dengan membuat karya sehingga bisa mandiri dan berdaya saing. Sebelumnya berbentuk kelompok swadaya masyarakat dengan nama difa mandiri yang bergerak dalam penanganan penyandang disabilitas sejak tahun 2016 dan berganti menjadi yayasan dengan nama Bhakti Kinasih Mandiri.
Sudah berapa lama membangun Yayasan Rumah Kinasih?
Kami memulai dari tahun 2016 tetapi masih kelompok, namun di tahun 2019 sudah berbadan hukum.
Sudah berapa lama bapak Edy terjun di dunia disabilitas?
Mulai 2015, berawal dari kepedulian teman-teman disabilitas sekitar yang selama ini tidak mendapatkan kesempatan berkarya padahal sebenarnya mereka mampu.
Kami sangat ingin tahu, apa yang membuat bapak Edy ingin mengenal dunia disabilitas?
Semua manusia sama, tidak ada manusia kelas dua. Kalau kita bisa berkarya tidak ada salahnya kita berbagi ilmu dan kesempatan.
Apa yang melatarbelakangi bapak Edy untuk bergerak dan bekerja di Rumah Kinasih?
Melihat sekeliling saya, teman saya kecil dulu penyandang disabilitas, sampai sekarang tidak bekerja dan terkesan termarjinalkan. Dari situ tumbuh rasa peduli untuk bersama-sama berkarya dan ternyata bisa dan mampu.
Bolehkah kami mendengar cerita awal pak Edy memulai membangun Yayasan Rumah Kinasih?
Awalnya kami mengantarkan teman-teman kami penyandang disabilitas ke balai besar atau panti milik pemerintah untuk mendapatkan bimbingan dan keterampilan, setelah mereka selesai program bimbingannya mereka pulang ke rumah masing-masing, ternyata mereka kembali seperti semula dari kurang adanya dukungan dari keluarga maupun lingkungan, selanjutnya kami berfikir dengan cara apa supaya ilmu yang mereka dapatkan tidak sia-sia, ternyata mereka membutuhkan dunianya, bertemu dengan sesamanya, disitulah akhirnya mereka berkumpul dan kami bentuk kelompok swadaya masyarakat dan sekarang menjadi yayasan. Munculah ide-ide kreatif dari teman-teman relawan untuk menciptakan karya yang bisa diterima pasar. Selanjutkan kami bermitra dengan pemerintah untuk mengadakan bimbingan, rehabilitasi, advokasi, inovasi karya-karya yang punya nilai ekonomi.
Tentu saja setelah mendengar cerita Pak Edy, pasti banyak sekali hambatan yang Pak Edy temui. Apa saja hambatan di awal ketika Bapak membangun yayasan Rumah Kinasih?
1. Kesulitan mengubah mindset teman-teman yang selama ini masih menggantungkan bantuan
2. Kami masih dianggap mengeskploitasi penyandang disabilitas
3. Keluarga yang masih malu punya keluarga disabilitas dan menutupinya
4. Kurangnya pengetahuan keluarga penyandang disabilitas tentang konsep kewirausahaan, karena rata-rata dari keluarga pra-sejahtera
Bapak Edy mempekerjakan disabilitas dan nondisabilitas atau hanya disabilitas? Kalau hanya disabilitas, apa saja disabilitasnya?
Inklusi mas, ada disabilitas dan ada nondisabilitas yang mereka menjadi pendamping. Yang ada di yayasan kami ada disabilitas intelektual, disabilitas mental, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), sensorik rungu wicara, netra, dan disabilitas daksa.
Selama pandemi Covid-19 apa tantangan yang dirasakan rumah Kinasih ya Pak Edy?
Kebanyakan produk kami produk fashion sehingga bukan menjadi kebutuhan pokok. Peminat menurun, operasional tetap, sehingga cadangan kas kami terganggu. Harus lebih getol lagi memasarkan, dan produk kami saat ini yang sangat dibutuhkan adalah pembuatan masker kain.
Sebagai founder rumah Kinasih, bagaimana cara bapak Edi berinteraksi dengan disabilitas untuk usahanya?
Kami sampaikan akan bahasa yang mudah diterima, walau kami tidak ada latar pendidikan luar biasa. Bahwa untuk usaha saat ini sedang mengalami kendala karena covid-19. Alhamdulillah untuk saat ini kebutuhan pokok masih teratasi. Yang jelas berdampak dengan penghasilan mereka.
Apakah ada hambatan yang terjadi dalam berinteraksi atau bekerja sama disabilitas?
Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada kendala berarti.
Pengalaman apa saja yang didapatkan oleh Pak Edy setelah bertahun-tahun bergerak di dunia disabilitas?
Banyak sekali. Kesetiaan sebuah pertemanan, kejujuran, kedisiplinan, dan rasa syukur tentukan, mereka yang berkebutuhan khusus saja mampu dan mau berusaha, sehingga kita harus lebih giat dan semangat lagi.
Dari berbagai pengalaman yang sudah dilakukan Pak Edy, hal menarik apa yang ditangkap terkait disabilitas dan ingin disampaikan ke masyarakat?
Aku adalah kamu, kamu adalah aku (tat twam asi)
Apa yang ingin dilakukan oleh bapak Edy ke depannya yang mungkin belum tercapai dalam ranah disabilitas?
Terus berinovasi dalam melayani mereka, usaha-usaha, dan produk mereka layak dijual, saya ndak mau orang beli karya mereka karena kasihan, tapi memang benar-benar produk unggulan, juga mewujudkan aksesibilitas, jaminan sosial, jaminan kesehatan. Senyuman mereka adalah obat rasa lelah kami.
Apa mimpi Pak Edy untuk Yayasan Rumah Kinasih?
Rumah kinasih ada dimana-mana sehingga banyak memberi manfaat buat semua.
Apakah ada pesan untuk teman-teman disabilitas agar semangat bekerja atau memulai bisnis atau usaha sendiri?
Dunia ada di genggamanmu, kalian sendiri yang akan merubahnya, bukan orang lain. Raih dan pilih bintang mana yang pantas buat kalian. Jangan jadikan kekuranganmu sebagai pengkotak kelebihanmu. Harapan untuk teman-teman disabilitas di Indonesia adalah sejahtera bersama (inklusif).
Apakah ada pesan untuk orang, organisasi, atau perusahaan yang belum mulai atau belum berani berinteraksi dengan penyandang disabilitas?
Jangan kasihani dia (disabilitas) karena mereka tak butuh itu, rangkul dan beri dia kesempatan.
Interviewer: Ridho Yulio Rahmadino
Narasumber: Edy Cahyono, Founder Yayasan Rumah Kinasih