top of page

#MengenalAutisme melalui Film Indonesia


Dunia perfilman Indonesia terus berkembang di berbagai macam genre. Beberapa film Indonesia juga ada yang mengangkat cerita dan tema tentang disabilitas, khususnya gangguan spektrum autisme. Film- film ini memperkenalkan masyarakat dengan gangguan spektrum autisme dan memecahkan stigma buruk seputar mereka. Yuk simak rangkuman Klobility tentang film seputar gangguan spektrum autisme.


Malaikat Juga Tahu - Rectoverso (2013)

Malaikat Juga Tahu merupakan satu cerita dari film antologi Rectoverso yang diadaptasi dari album musik Dewi “Dee” Lestari dengan judul yang sama. Film yang disutradarai oleh Marcella Zalianty dan ditulis oleh Ve Handojo ini menceritakan tentang kisah Abang (Lukman Sardi), seorang laki-laki dengan spektrum autisme. Abang tinggal bersama Bunda (Dewi Irawan) yang memiliki kos-kosan. Salah satu penghuni kos bernama Leia (Orisia Nasution). Leia sering menemani Abang hingga Abang jatuh cinta padanya. Namun, ketika adik Abang, Han (Marcell Domits), datang, Leia malah berpacaran dengan Han. Hubungan mereka membuat Bunda semakin cemas dengan Abang yang akan terluka. Film bernuansa romansa ini menunjukkan kasih sayang dari ibu dari anak dengan spektrum autisme. Film ini juga menunjukkan bahwa orang dengan spektrum autisme juga bisa merasakan cinta.

Dancing In The Rain (2018)

Dancing in the Rain merupakan film drama Indonesia yang disutradarai oleh Rudi Aryanto. Film ini mengisahkan kehidupan Eyang Uti (Christine Hakim) bersama cucu kesayangannya Banyu (Dimas Anggara) yang ditelantarkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil. Ketika memasuki usia sekolah, Banyu didiagnosa dengan gangguan spektrum autisme. Banyu kesulitan berinteraksi dengan lingkungannya dan di-bully oleh teman-temannya. Suatu hari, muncul Radin (Deva Mahenra), anak baru yang membela Banyu saat di-bully dan mengajarkan Banyu untuk membela diri. Persahabatan Banyu dan Radin semakin lengkap dengan kehadiran Kinara (Bunga Zainal). Film bertemakan persahabatan ini menceritakan perjuangan tiga sahabat yang tidak memandang keterbatasan meskipun tantangan dan masalah terus berdatangan.

Simfoni Luar Biasa (2011)

Simfoni Luar Biasa (A Special Symphony) merupakan film drama Indonesia yang disutradarai oleh Awi Suryadi dan ditulis oleh Maggie Tiojakin. Film ini bercerita tentang Jayden (Christian Bautista), seorang musisi dengan mimpi menjadi rockstar. Jayden tinggal di Filipina. Suatu hari, ia terlibat masalah hingga membuatnya pergi dari Manila. Sesampainya di Jakarta, Jayden dipersatukan dengan ibunya, Marlina (Ira Wibowo), yang sudah lama tidak bertemu. Marlina adalah ketua yayasan sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB). Latar belakang Jayden di dunia musik membawanya menjadi seorang pengajar musik untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Pengalaman ini mengajarkannya pelajaran hidup berharga. Film ini juga menunjukkan bahwa anak dengan spektrum autisme juga mampu.

I’m Star (2013)

Film yang disutradarai Deamien Demantra ini menceritakan perjuangan remaja dengan spektrum autisme. Arya, Abhy, Shinta, dan Ervitha ingin diterima oleh masyarakat. Saat mereka bersekolah di sekolah umum, mereka bertemu dengan Mella (Natasha Dematra), Ketua OSIS di SMA yang gaul dan populer. Kehadiran keempat remaja ini mengingatkan Mella tentang adiknya dengan spektrum autisme yang meninggal dalam kecelakaan mobil. Mella membantu Arya, Abhy, Shinta, dan Ervitha agar dapat diterima teman-teman yang lain dengan membuatkan band bernama I’m Star. Film I’m Star menunjukkan kreativitas, totalitas, dan perjuangan anak dengan spektrum autisme untuk diterima di masyarakat. Film ini pernah ditayangkan di MIPCOM (Cannes, Perancis), American Film Market 2012 (Los Angeles, Amerika Serikat), dan APEC Unthinkable Film Festival 2013. Film ini juga mendapatkan penghargaan sebagai Feature Film Terbaik, Aktris Terbaik, dan Penulis Skenario Terbaik di Indie Fest 2013 di Amerika Serikat.

Malaikat Kecil (2015)

Malaikat Kecil adalah film drama Indonesia yang disutradarai oleh Richyana dan ditulisnya bersama Indra Gunawan. Film ini menceritakan tentang kehidupan Budi (Dwi Sasono), seorang ayah, suami, dan laki-laki dengan spektrum autisme. Budi mengajak keluarganya pindah ke Jakarta untuk mengadu nasib. Budi ingin menghadiahkan kedua anaknya baju baru. Ia berjualan ikan keliling sedangkan istrinya, Siti (Tika Bravani), adalah seorang buruh cuci. Namun, nasib bicara lain. Budi tidak bisa berjualan karena sepedanya tertabrak mobil. Budi yakin bisa menepati janjinya kepada anak-anaknya, Film yang terinspirasi dari kisah nyata ini, menunjukkan sosok ayah berkebutuhan khusus sebagai seorang "Malaikat Kecil" yang hadir di tengah keluarga. Film ini juga menunjukkan bahwa orang dengan spektrum autisme juga bisa membanggakan keluarganya. (RYR/SKS)

bottom of page