Gangguan spektrum autisme (ASD) adalah gangguan perkembangan yang ditandai dengan keterbatasan kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Penelitian menunjukkan bahwa ASD dapat disebabkan oleh genetik, lingkungan, dan pengaruh lainnya, yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami autisme.
Gejala gangguan spektrum autisme
Gangguan berhubungan sosial Kesulitan berbicara dan memahami bahasa nonverbal. Sulit memulai dan memahami percakapan. Asyik dengan dunianya sendiri. Tidak dapat kontak mata. Tidak dapat mengekspresikan emosi.
Gangguan kesehatan Seperti: epilepsi, depresi, kecemasan dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Gangguan perilaku Memiliki bahasa atau gerakan tubuh yang kaku. Melakukan hal yang berulang-ulang. Menyakiti diri sendiri.
Gangguan intelektual Tingkat fungsi intelektual pada individu dengan ASD sangat bervariasi, mulai dari gangguan yang ringan hingga tingkat yang lebih tinggi.
Mitos dan fakta seputar gangguan spektrum autisme
Mitos: Vaksin dapat menyebabkan anak mengalami gangguan spektrum autisme.
Fakta: Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara vaksin dan autisme.
Mitos: Individu dengan spektrum autisme tidak dapat berkomunikasi secara verbal.
Fakta: Sebagian orang mengalami hambatan berkomunikasi secara verbal sehingga perlu dilatih agar dapat berbicara dengan lancar.
Mitos: Individu dengan spektrum autisme tidak memiliki emosi.
Fakta: Individu dengan ASD memiliki emosi. Namun, sulit untuk mengenali dan mengungkapkan emosi mereka.
Mitos: Hanya anak laki-laki yang mengalami gangguan spektrum autisme.
Fakta: Jenis kelamin, ras, maupun suku tidak mempengaruhi gangguan spektrum autisme.
Mitos: Individu dengan spektrum autisme tidak dapat hidup secara mandiri.
Fakta: Orang dengan ASD spektrum ringan dapat hidup mandiri. Namun, orang dengan spektrum sedang dan berat perlu pendampingan lebih. (RYR/SKS)