top of page

Guru Bercerita: Annisa Anggraini, SLB BCD Nusantara Depok.

Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah sekolah yang diperuntukkan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). SLB terbagi menjadi 6 (enam) ragam yang mengikuti kebutuhan siswa-siswinya. Klobility berbincang dengan guru dari SLB BCD Nusantara Depok, SLB A Pembina Nasional, dan SLB Tunarungu Santi Rama.

SLB Nusantara Depok adalah SLB BCD, di mana mereka menerima anak dengan disabilitas rungu/Tuli, disabilitas kognitif, dan disabilitas fisik. Klobility berbincang dengan Ibu Annisa Anggraini, seorang guru di SLB BCD Nusantara Depok.

Apa saja yang Ibu ajarkan di SLB BCD Nusantara Depok?

Saya guru kelas, saya mengajar semua mata pelajaran kelas SDLB dan SMALB. Siswa saya anak-anak dengan disabilitas kognitif, ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Saya juga guru esktrakulikuler melukis, membatik, dan hantaran untuk siswa disabilitas rungu/Tuli, down syndrome, autisme, dan ADHD. Saat mengajar, saya memakai metode pendekatan visual yg menggunakan gambar. Metode visual itu dipakai karena dapat membuat siswa dapat memahami materi yang diajarkan dengan mudah dan efektif.

Bagaimana proses pemilihan pembelajaran keterampilan di SLB BCD Nusantara Depok?

Pertama, asesmen dulu ke siswa supaya tahu karakterisik dan kemampuan belajarnya gimana. Assesmen dilakukan dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

Kedua, buat strategi dan tujuan pembelajaran serta tentukan kegiatan yang sesuai karakterisik dan kebutuhan belajar siswa telah di assesmen. Tujuan dan kegiatan pembelajaran dibuat ke dalam bentuk RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran).

Ketiga, pilih metode pembelajaran yang cocok dan dapat diaplikasikan sesuai kebutuhan khusus siswa. Misalnya, metode pembelajaran visual untuk siswa Tuli, metode audio untuk siswa disabilitas netra. Saya juga selalu menggunakan metode discovery learning dan metode visual. Discovery learning maksudnya mencari dan menemukan pengetahuan sambil belajar secara aktif dan kreatif.

Keempat, setelah asesmen dan RPP terbentuk, metode sudah dipilih siap digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar di kelas. Semuanya harus disiapkan lebih matang supaya kegiatan siswa di kelas dapat dilakukan dengan mudah, lancar, dan terencana.

Bagaimana sekolah mengelola pendidikan keterampilan agar optimal?

Sekolah menyediakan fasilitas sarana dan prasarana untuk kegiatan pembelajaran/ keterampilan. Guru ditunjuk sebagai penanggung jawab kelas keterampilan berdasarkan keahlian yg dimiliki guru tersebut. Guru membuat rencana pelaksanaan dan jadwal kegiatan. Guru juga membuat agenda harian kegiatan setiap bulan diuntuk diserahkan ke kepala sekolah agar kepala sekolah mengetahui kegiatan tersebut sejauh sampai mana. Dari laporan tersebut, kepala sekolah dapat memberi masukan atau arahan kepada guru penanggung jawab kegiatan. Selain itu, sekolah selalu mengadakan pertemuan tiap minggu sehingga saling berkomunikasi dengan guru penanggung jawab agar pendidikan keterampilan dapat berjalan dengan baik dan efisien.


Apa saja hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran?

Kalau dilihat dari pengalaman saya, mengingat siswa saya disabilitas kognitif, ADHD, dan down syndrome di mana usia mental masih anak-anak, kadang-kadang tidak fokus dalam memahami materi yang diajarkan guru. Terkadang juga bertengkar sampai naik ke atas meja di kelas. Untuk siswa dengan autisme yang tidak mampu bersosialisasi, bisa meltdown kapan saja dan sulit dikendalikan. Untuk siswa Tuli, jika tidak ada sarana dan prasarana visual, misalnya tidak ada Infocus (proyektor) atau papan tulis akan sulit mengikuti pembelajaran dengan baik. Untuk siswa disabilitas kognitif dan down syndrome, ada siswa yang bisa calistung (baca tulis berhitung), ada juga siswa tidak bisa baca-tulis maupun berhitung.

Bagaimana dengan tantangan yang dirasakan pihak sekolah maupun guru?

Guru harus mampu mengkoordinasikan siswa ABK dengan baik, di kelas maupun di luar kelas, selama kegiatan pembelajaran. Guru harus memilih metode dan media pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik dan kebutuhan belajar siswa. Guru harus selalu mengingatkan diri bahwa siswa ABK itu unik dan istimewa tanpa pilih kasih, seyakin tiap siswa memiliki potensi atau bakat dapat dikembangkan dan diasah menjadi lebih baik. Kami juga harus selalu bersikap positif dan menjadi contoh teladan bagi siswa, harus ekstra sabar dan mencari strategi dalam kegiatan belajar-mengajar siswa ABK.

Kalau dari pihak sekolah, sekolah harus menyediakan fasilitas sarana dan prasarana, serta lingkungan fleksibel untuk akses layanan pendidikan dan kelancaran kegiatan pembelajaran dengan siswa ABK. Sekolah juga perlu merekrut tenaga pengajar sesuai syarat yang ditentukan. Jika guru bukan lulusan PLB (Pendidikan Luar Biasa), bisa jadi pengetahuan dan keterampilan mengajar ABK masih kurang, itu menjadi tantangan untuk sekolah. Guru tersebut bisa belajar pada guru lulusan PLB, sekolah juga bisa mendaftarkan guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan berkaitan dengan pendidikan ABK.

Sejak adanya COVID-19, bagaimana SLB BCD Nusantara Depok melaksanakan kegiatan belajar mengajar?

Kegiatan pembelajaran di sekolah diliburkan dan dilakukan di rumah saja berdasarkan pemberitahuan dari pemerintah terkait pandemi COVID-19. Para guru melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan siswa secara online dan didampingi orang tuanya. WhatsApp jadi salah satu aplikasi yang paling sering digunakan antara guru dan orang tua siswa. Kami menggunakan WhatsApp karena mudah digunakan siapa saja, masih ada siswa yang belum mampu menggunakan aplikasi seperti Google Classroom. Jika ada siswa ABK yang sudah mampu memahami aplikasi dan mandiri, boleh dipakai untuk kegiatan belajar di rumah. Intinya kami mengikuti sesuai kebutuhan belajar siswa ABK, keadaan, dan waktu yang dimiliki orang tuanya di rumah. Guru harus selalu saling berkomunikasi dengan orang tua terkait kegiatan siswa belajar di rumah agar tujuan pembelajaran tercapai.

Kalau dari pengalaman saya, siswa ABK yang yatim piatu tinggal di asrama panti. Saya selalu berkomunikasi dengan kepala sekolah dan pendamping di asrama melalui WhatsApp. Saya membuat LKS (lembar kerja siswa) sebanyak 1 lembar dan dikirimkan ke TU (tata usaha) di sekolah untuk dititipkan ke pendamping asrama. Siswa ABK mengerjakan tugas LKS dibantu oleh pendamping di asrama. Pendamping asrama mendokumentasikan kegiatan belajar siswa di asrama dalam bentuk foto atau video, lalu dikirim ke saya. Jadi, saya dapat mengetahui dan mengamati hasil kegiatan siswa saat belajar.

Bagaimana manfaat pendidikan keterampilan bagi kehidupan/pekerjaan siswa setelah lulus?

Siswa ABK yang sudah belajar keterampilan dan bina diri akan menjadi bekal setelah lulus. Tujuannya agar siswa mampu memenuhi kebutuhan hidup mandiri dengan bekerja sesuai keahlian keterampilan khusus atau potensi yang dimiliki siswa. Keterampilan ini diasah atau dikembangkan selama bersekolah. Jika siswa tidak diberikan pembelajaran keterampilan, pasti akan sulit memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri dan masih bergantung pada orang tuanya.

Bagaimana keberlanjutan dari pihak sekolah setelah siswa lulus?

Sekolah di mana saya mengajar menjadi satu lokasi dengan panti asuhan anak yatim disabilitas. Bagi siswa yatim piatu yang tidak punya keluarga, dapat dipekerjakan sebagai tenaga dapur asrama, kebersihan, dan keamanan di sekolah (hanya untuk siswa yang sudah mampu mandiri dan bisa baca-tulis). Bagi siswa luar asrama yang masih punya keluarga maupun siswa yang sudah mandiri dan bisa baca-tulis, ada yang setelah lulus langsung bekerja, ada yang melanjutkan kuliah di kampus yang mau menerima mahasiswa disabilitas, seperti IPB (Institut Pertanian Bogor). Untuk siswa yg belum mandiri dan tidak bisa baca-tulis, hanya di rumah saja melakukan kerja mandiri di rumah didampingi orang tuanya. Misalnya, jualan kue di warung rumahnya.

Apakah SLB Nusantara Depok bekerja sama dengan perusahaan?

Sekolah saya belum bekerja sama dengan perusahaan. Tapi, ada sekolah lain telah melakukan kerja sama dengan perusahaan. (RYR/SKS)

bottom of page