top of page

Guru Bercerita: Ibu Ratmatini, SLB A Pembina Tingkat Nasional.

Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah sekolah yang diperuntukkan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). SLB terbagi menjadi 6 (enam) ragam yang mengikuti kebutuhan siswa-siswinya. Klobility berbincang dengan guru dari SLB BCD Nusantara Depok, SLB A Pembina Nasional, dan SLB Tunarungu Santi Rama.



SLB Pembina Tingkat Nasional adalah SLB A yang menerima siswa dengan disabilitas netra. Klobility berbincang dengan Ibu Ratmatini, seorang guru di SLB A Pembina Tingkat Nasional.


Apa saja keterampilan yang diajarkan di SLB A Pembina Tingkat Nasional?

Ada beberapa pilihan keterampilan yang sesuai dengan kondisi siswa dengan disabilitas netra. Keterampilan utamanya yaitu TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan musik. Ada beberapa keterampilan tambahan seperti: massage, kerajinan tangan, budi daya tanaman. Selain itu, ada ketrampilan khusus yang diberikan, yaitu orientasi mobilitas.

Bagaimana proses pemilihan pembelajaran keterampilan di SLB A Pembina Tingkat Nasional?

Keterampilan dipilih berdasarkan minat dan bakat anak. Kami juga mempertimbangkan kemampuan siswa dan saran dari orang tuanya.

Bagaimana sekolah mengelola pendidikan keterampilan agar optimal?

Pendidikan keterampilan diberikan dari SMPLB 24jam/minggu dan SMALB 26 jam/minggu sesuai Kurikulum 2013. Jadi, materi teori dan praktik keterampilan 60-70% sendiri. Pendidikan keterampilan diajarkan oleh guru PLB yang mempunyai sertifikat ketrampilan tersebut. Sekolah memfasilitasi dengan maksimal semua keperluan dan alat – alat yang dibutuhkan siswa. Bagi siswa Kelas XI, sekolah memberikan kesempatan PKL (magang) sesuai keterampilan mereka. Sekolah bekerja sama dengan dunia usaha untuk meningkatkan keterampilan dan kepercayaan diri siswa melalui bazar, pentas musik, layanan pijat, dan lain-lain.

Apa saja hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran?

  • Keterbatasan dalam penglihatan tidak menjadi masalah karena masih ada pendengaran dan perabaan

  • Siswa masih sering grogi ketika menghadapi lingkungan baru

  • Naik turunnya semangat belajar siswa sendiri

  • Kurangnya support orang tua

Bagaimana dengan tantangan yang dirasakan pihak sekolah maupun guru?

Tantangan yang kami rasakan menjadi semangat untuk maju. Tantangan yang sering kami temui:

  • Sikap masyarakat yang kurang percaya terhadap kemampuan siswa

  • Kemampuan sekolah yang terbatas untuk menambah pengetahuan ketrampilan

  • Guru yg meñgajar ketrampilan belum profesional di bidangnya (bukan sarjana di bidangnya)

Sejak adanya COVID-19, bagaimana SLB melaksanakan kegiatan belajar mengajar?

KBM tetap dilaksanakan. Guru memberikan tugas melalui WhatsApp atau voice note yang dikirimkan ke siswa setiap hariNYA. Siswa mengerjakan tugas dan melaporkan hasilnya kepada guru melalui WhatsApp atau voice note. Kegiatan harian siswa dipantau oleh kepala sekolah. Videonya bisa dilihat di Youtube: https://youtu.be/z6GgOPqsaJQ dan https://youtu.be/-KME71QTovA


Bagaimana manfaat pendidikan keterampilan bagi kehidupan/pekerjaan siswa setelah lulus di SLB Pembina?

Sangat penting. Kalau tidak melanjutkan kuliah, siswa bisa bekerja atau berkarir di bidang musik atau bernyanyi. Mereka juga bisa bekerja dengan memanfaatkan ilmu IT-nya sebagai telemarketing, operator komputer, atau membuka jasa massage sendiri.


Bagaimana keberlanjutan dari pihak sekolah setelah siswa lulus?

Tetap memantau keberadaan alumni dan memberikan support, serta bantuan jika dibutuhkan. Ada grup alumni untuk memantaunya.


Apakah ada kerja sama dengan perusahaan?

Ada bbrp instansi seperti:

  • Disnaker membantu memberi pelatihan dan mencarikan lapangan kerja yang sesuai

  • Universitas Multimedia Nusantara, BSD Serpong membantu pelatihan dan pengadaan pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi

  • Beberapa bank dan perusahaan yang menjadi sponsor kegiatan pentas seni siswa (RYR/SKS)

bottom of page