top of page

Nicky Claraentia Pratiwi, Co-Founder Tenoon

Pemberdayaan penyandang disabilitas adalah langkah awal menuju Indonesia inklusif. Tidak hanya dengan memberdayakan di perusahaan, Tenoon memberdayakan teman-teman disabilitas sebagai artisan kain nusantara, khususnya kain tenun. Pada Teman Inklusi Bercerita kali ini, Nicky Claraentia Pratiwi berbincang dengan Klobility sebagai Co-Founder Tenoon.



Hai, Nicky! Bisa ceritakan ke Teman Inklusi apa itu Tenoon?

Tenoon adalah sebuah social enterprise yang terbentuk karena kecintaan terhadap warisan budaya kain tenun Indonesia. Aku berjalan bersama Pratiwi mengembangkan Tenoon di Sulawesi. Kenapa di Sulawesi? Karena Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan, adalah provinsi dengan prevalensi disabilitas tertinggi. Kami juga suka kain nusantara. Kalau di Jawa terkenal dengan batik, di Indonesia Timur terkenalnya kain tenun. Tenoon ingin menggabungkan kedua penerima manfaat ini, disabilitas di Sulawesi Selatan dan kain tenun. Makanya, kain tenun kami diambil dari Indonesia Timur lalu diolah oleh artisan disabilitas kami di Makassar.


Kenapa memilih bekerja di bidang ini?

It starts with a why and a dream. Aku, sebagai penyandang disabilitas, pernah bekerja layaknya karyawan lainnya, pernah di media massa, multinational company, pernah jadi guru juga, pernah punya event organizer. Aku sudah mulai kerja dari 2010. Mulai dari aku jadi guru les Bahasa Inggris, sempat jadi guru di private school juga. Tapi bergerak di sociopreneur sudah 3 tahun. Berbagai bidang itu aku lakukan dan tidak pernah diskriminasi ke diri aku sebagai disabilitas. Setelah aku lulus S2, mamaku bilang “Is this your dream? Apakah ini alasan kamu dilahirkan?” dan sebagainya. Sampai aku ketemu Mbak Angkie Yudistia. Di Tahun 2017 itu aku membantu Mbak Angkie di ThisAble Enterprise. Di situ, aku menemukan why dan dream aku. Aku lihat tidak semua penyandang disabilitas punya kesempatan yg sama dengan aku. Kita tahu sekarang ada 37 juta penyandang disabilitas, itu hampir 12% penduduk Indonesia. So, it becomes dream aku. Aku ingin mencoba membuat kesempatan untuk penyandang disabilitas lainnya. It’s my ikigai. Ini sesuatu yang aku suka, teman-teman disabilitas dan keluarganya ternyata juga butuh itu. Aku juga bisa melangsungkan kehidupan aku, aku bisa mencari nafkah lewat ini.


Apa atau siapa motivasi Nicky untuk terus semangat bekerja?

Harapan 34 juta penyandang disabilitas adalah salah satu motivasi aku bekerja. Hampir setiap bulan aku ngadain pertemuan sama penyandang disabilitas, ga cuma di Jakarta tapi di berbagai kota. Harapan mereka, pendapat mereka, dan bertemu stakeholders, mimpi semua orang itu jadi motivasi aku untuk terus meningkatkan diri dan berharap teman-teman disabilitas juga mau meningkatkan diri mereka untuk jadi pribadi yg unggul. Aku juga berharap seluruh stakeholders bisa bersinergi menciptakan lingnkugan yang inklusif di Indonesia.


Menurut Nicky, akses apa yang diperlukan agar dapat berkembang?

Kalau ngomongin akses, ngomonginnya 360° ya, ada internal, eksternal, out of the box. Jadi, harus secara holistik, gimana caranya akses di kehidupan kita selalu bersinergi. Aku melihat semua orang punya privilege masing-masing, tinggal gimana kita memanfaatkan dan memaksimalkan privilege itu. Kalau aku, mungkin aku punya support system yang sangat, sangat luar biasa. Support system aku ga pernah membatasi aku berkarya, berkenalan orang, upskilling, dan break my limit. Akses yang kita punya pasti ada, bisa dari internal, support system, lingkungan, tapi balik lagi gimana caranya diri seseorang yang ingin unggul, gimana akses atau support system ini bisa kita manfaatkan dan sinergikan dengan baik.


Apa harapan Nicky untuk ke depannya?

Aku selalu bilang, selain ikigai, salah satu kata jepang yg aku ikuti adalah kaizen atau continuous improvement. Kita ga boleh pernah puas dengan apa yang kita miliki, kita harus terus meningkatkan yang sudah kita punya. Dunia ini cepat berubah, apalagi zaman digital. Kita harus cepat beradaptasi dan berevolusi. Kaizen ini aku lakukan di setiap bidang pekerjaan atau usaha yang aku geluti. Jangan sampai tim aku merasa lini bisnis ini sudah puas, terus-terusan ada di lini bisnis ini. Padahal di luar sana, teknologi terus berkembang. Jadi kaizen always be a part of my life. Itu yang ingin aku bentuk lebih baik, a whole of me, a whole things, semua hal. Karena aku juga gerak di bidang pemberdayaan penyandang disabilitas, aku juga berharap Indonesia bisa semakin inklusif dan continuous improvement terus berkembang.


Apa pesan Nicky untuk orang maupun perusahaan yang belum berani interaksi dengan teman-teman disabiltias?

Selain di Tenoon, aku juga bergerak di berdayabareng.com dan ThisAble. Ketiga hal ini adalah duniaku dan punya benang merah, yaitu pemberdayaan penyandang disabilitas, tapi dengan kaca mata yang berbeda. ThisAble tentang employment service and learning center. Tenoon bergerak di industri kreatif di mana kita mempekerjakan penyandang disabilitas untuk jadi artisan. Berdayabareng.com lebih ke arah edukasi dan informasi. Semua goals-nya ingin menciptakan lingkungan inklusif dengan persona masing-masing.

Kita semua sudah tahu peraturan sudah ada, bahwa penyandang disabilitas punya hak yang sama, baik di kehidupan, berorganisasi, bermasyarakat, bekerja, dan lain-lain. Bagi perusahaan yang belum meng-hire, don’t be afraid. Kalau ngikutin kata pepatah, you never know if you’ve never tried. Just try first. Belajar dr hiring partner, ketika para penyandang disabilitas diterima bekerja, ada dua value yang didapatkan perusahaan. Pertama, diversifikasi, jelas ada nilai compliance perusahaan sudah beragam dan menerima keberagaman. Kedua, determinasi teman-teman disabilitas. Value ini langsung didapat dan dirasakan perusahaan, dan bisa menyebar ke kolega-koleganya, ke seluruh pegawai. Ini berlaku untuk pemerintah dan public sector. Mari kita ciptakan lingkungan yg inklusif bagi penyandang disabilitas. Instansi juga akan mendapatkan banyak value dan manfaat ketika mereka bekerja dan tercipta lingkungan kerja yang inlusif.

Untuk teman-teman nondisabilitas yang belum pernah interaksi dengan penyandang disabilitas, ada satu pertanyaan yang ingin selalu aku tanyakan: do u want to say hi to people with disablities beside u? Stigma dan persepsi negative ini masih melekat di kehidupan kita. Jadi, break the stigma, break the perception, say hi first karena teman-teman disabilitas itu orangnya asik-asik.


Nicky ada pesan untuk teman-teman disabilitas agar tetap semangat selama masa #WFHappy?

Pesan aku, untuk semua penyandang disabilitas yang lagi WFH (work from home), this is the time untuk mengembangkan diri. Ketika bumi sedang istirahat, jangan sampai kita juga istirahat dan bingung apa yang bisa kita lakukan. Di saat uncertainty situation seperti ini, kita harus meningkatkan kemampuan kita. Banyak online class dan webinar, grab the opportunity, grab the chance, untuk menciptakan penyandang disabilitas yang unggul. Limitation is only a mindset. (DLR/SKS)


Interviewer: Dara Larasati

Narasumber: Nicky Claraentia Pratiwi (@nickyclara), Co-founder Tenoon

bottom of page