UMKM inklusi minggu ini Klobility berbincang dengan Garcelia Sekar Arum, seorang perempuan Disabilitas Daksa asal Bogor yang sedang berjualan usaha Kremes Gemes. Perempuan yang disapa dengan Garcel itu menjadi Disabilitas sejak di usia 9 tahun, karena penggunaan obat yang tidak cocok hingga demam yang tinggi. Garcel bersyukur karena orang tuanya sudah melakukan berbagai cara untuk membuat kondisinya jadi lebih baik hingga akhirnya ia mencoba usaha Kremes Gemes. Yuk simak percakapan Garcel dengan Tim Klobility.

Halo senang bertemu dengan Mbak Garcel, boleh ceritakan tentang diri Mbak Garcel? Sejak kapan menjadi Disabilitas ya Mbak?
Nama saya Garcelia Sekar Arum dari Bogor, Saya Disabilitas Daksa, dan usia saya 34 tahun. Soal jadi disabilitas itu akibat obat yang tidak cocok saat saya demam tinggi di usia 9 tahun. Saya sangat bersyukur karena orang tua saya melakukan berbagai cara untuk membuat kondisi saya membaik. Saat itu sempat lumpuh total dan tubuh benar-benar lemas seolah gak ada otot maupun tulang. Saya hanya bisa melihat dan mendengar tanpa bisa bergerak, itu sangat menyakitkan karena tidak bisa melakukan apapun untuk diri sendiri.
Alhamdulillah setelah sekitar satu tahun saya bisa duduk dan kembali ke sekolah, namun perjalanan itu sungguh berat dan terasa melelahkan, bahkan terkadang terasa seperti sia-sia. Untung orang tua saya keukeuh dan terus mencoba hingga di tahun kedua mulai bisa berdiri dan menggunakan tangan, juga belajar untuk bicara lagi karena otot lidah jadi lemah setelah kejadian itu. Terapi yang paling saya suka adalah berenang karena saya merasa menguasai diri sendiri dan bertanggung jawab atas nyawa saya sendiri.
Saya akhirnya menjalani kehidupan yang agak normal setelah pindah ke daerah Lembang Bandung ke rumah nenek. Sekolah di sana sangat indiskriminatif berbeda dengan saat di Jakarta. Saya tidak di bully, bahkan didukung teman-teman dan guru. Yang utama adalah saya boleh berpetualang sendiri, pulang pergi sekolah tanpa didampingi pembantu itu menyenangkan. Kelas 5 SD itu yang jadi titik balik bahwa saya bisa mandiri.

Bolehkah ceritakan ke Teman Inklusi apa itu usaha Kremes Gemes ya Mbak Garcel?
Kremes Gemes itu olahan pangan lokal yang ada di daerah Bogor, produsen nya adalah salah satu pegawai dinas sosial Bogor. Kremes Gemes sendiri merupakan olahan ubi jalar yang diolah jadi cemilan kekinian yang sempat viral yaitu kremesan. Produk ini sudah bersertifikat halal dan terdaftar di BPOM artinya proses produksinya sangat baik dan halal.
Saat ini saya fokus menjadi reseller, karena sang produsen cukup sibuk dengan pekerjaannya. Untuk setiap toples kremes Gemes dihargai 25 ribu untuk eceran, sementara untuk reseller juga 22.500 per toples. Ini produk yang paling laris dan ada satu lagi Bitterballen produk cemilan yang frozen yang sehat. Bahannya semua berbahan dasar pangan lokal karena program dinas pertanian untuk memberdayakan pangan lokal. Jadi kremes Gemes ini produk lokal citarasa internasional karena jadi favorit turis bule yang main di Bogor.
Tantangan apa yang ditemui di awal membangun usaha Kremes Gemes ya Mbak Garcel?
Untuk tantangan sih pemasaran nya, karena Abah Zali biasanya tidak menggunakan platform online dan lebih penjualan offline.
Abah Zali itu siapa ya Mbak Garcel?
Abah Zali tuh produsen Kremes Gemes, beliau pro disabilitas dan bertugas di dinas sosial. Beliau jadi supplier produk Kremes Gemes untuk teman-teman disabilitas yang mau coba jadi reseller.
Apakah usaha Kremes Gemes mempekerjakan teman-teman Disabilitas atau Nondisabilitas?
Kebanyakan disabilitas untuk penjualan karena untuk melatih kepercayaan diri dan interaksi sosial, untuk produksi juga diberdayakan. Seperti yang Tuli juga belajar produksi es mambo dan lain-lain. Bahkan sedang dicoba membuat sirup pisang. Karena dasarnya adalah dinas sosial, Abah Zali cukup paham soal masalah kesulitan Disabilitas untuk berkarir dan mendorong lebih ke arah wirausaha.
Selama pandemi, tantangan apa yang diberikan oleh usaha Kremes Gemes ya Mbak?
Saat pandemi ini kebanyakan orang kehilangan pemasukan dan mengurangi jajan atau apapun yang dianggap kurang perlu. Jadi meski peminat masih banyak dan produksi masih terus gak cukup karena banyak pesanan tapi biasanya menengah ke atas yang jajan.
Sebagai seorang perempuan Disabilitas, bagaimana cara Mbak Garcel berinteraksi dengan teman-teman nondisabilitas?
Sebagai seorang perempuan tentu kita harus menjaga sikap dan etika. Tapi satu hal yang diajarkan almarhumah ibu saya "jangan merasa berbeda dengan orang lain kalau kamu bersikap tidak baik kamu akan kehilangan sekitar. Saya memang berbeda tapi kalau sikap saya sama sopannya orang lain akan merasa saya sama. Intinya jangan mengeksklusifkan diri.
Salah satu kesalahan teman-teman disabilitas adalah menutup diri dari bergaul dengan Nondisabilitas. Padahal mungkin mereka hanya belum paham dan kita bisa mengajari mereka.
Apa mimpi untuk usaha Kremes Gemes ya Mbak? Dan apa pesan untuk teman-teman Disabilitas yang belum bekerja atau berkarya?
Mimpinya sih biar makin dikenal masyarakat luas dan lebih banyak pesanan, kalau untuk teman-teman jangan menutup diri untuk setiap kesempatan yang datang itu mungkin jalan Tuhan untuk kita.
Ada pesan untuk perusahaan atau organisasi yang belum berani mempekerjakan Disabilitas?
Kami Disabilitas hanya butuh kesempatan untuk menunjukkan kualifikasi. Kami juga sama seperti masyarakat umumnya hanya berbeda cara menyelesaikan masalah

Interviewer: Ridho Yulio Rahmadino
Narasumber: Garcelia Sekar Arum (Disabilitas Daksa - Reseller Usaha Kremes Gemes)