top of page

Nanik Indarti, Pendiri Unique Project

Pemberdayaan penyandang disabilitas tidak hanya di dunia kerja. Beberapa teman disabilitas juga bergerak di bidang seni. Salah satunya adalah Nanik Indarti. Ia mendirikan Unique Project, sebuah komunitas seni disabilitas yang berbasis di Yogyakarta. Mari mengenal Unique Project bersama Klobility!


Hai, Mbak Nanik! Bisa perkenalkan ke Teman Inklusi apa Unique Project itu?

Unique Project adalah komunitas seni teater tubuh mini yang merupakan kumpulan orang-orang bertubuh mini penyandang Achondroplasia dari berbagai kota di Indonesia. Komunitas ini mewadahi kreativitas seni bagi penyandang Achondroplasia untuk mengoptimalkan diri agar lebih berdaya. Yang terlibat di komunitas ini adalah teman-teman bertubuh mini yang memiliki beragam profesi, seperti dosen, guru, ibu rumah tangga, penari, pantomimer, staf gereja, seniman, dan mahasiswa.

Saya menamakan komunitas ini Unique Project karena saya pikir komunitas ini adalah orang-orang unik yang berkarya. Jadi, kami membuat proyek-proyek unik, tidak hanya pada manusianya tetapi juga cara ataupun metode yang kami lakukan unik, tidak biasa. Misalnya, ketika kami berlatih mempersiapkan sebuah pementasan, latihan kami LDR (long distance relationship), lewat video call untuk membaca dialog tokoh yang diperankan. Macam-macam cara kami menemukannya.


Menurut Mbak Nanik, apa yang membedakan keunikan Unique Project dengan komunitas seni lain?

Unique Project adalah komunitas yang mengangkat isu-isu disabilitas ke dalam bentuk karya seni. Ini wujud kami untuk melawan diskriminasi yang telah kami alami. Kami adalah komunitas seni di Indonesia yang melakukan konsolidasi terhadap orang-orang bertubuh mini lain. Kami mengajak untuk saling memberikan dukungan, saling menguatkan, dan meyakinkan diri bahwa tubuh mini tidak selalu menjadi produk eksploitasi industri. Jarang di Indonesia orang-orang bertubuh mini membicarakan dirinya, banyak potensi yang bisa digali.

Selain itu, saya pikir ke-“unik”-kan kami terletak pada kemampuan kami yang berbeda dengan yang lain. Kami mempunyai kemampuan dalam berteater. Jarang orang mini bisa main teater, pantomim, kami punya keilmuan atau kemampuan yang tak dimiliki teman-teman mini di luar sana. Tidak hanya pentas teater, kami juga mengembangkan ide-ide melalui film yang sedang akan kami kerjakan tahun depan.


Sudah berapa lama Mbak Nanik membangun Unique Project?

Sejak November 2018. Itu pun terbentuk karena saya mendapatkan hibah seni untuk perempuan berkarya bernama Hibah Cipta Media Ekspresi. Nah, sejak itu saya fokus terhadap isu-isu disabilitas untuk menyuarakan keresahan teman-teman mini yang ada di Indonesia. Isunya terutama soal diskriminasi yang menimpa teman-teman mini. Tak hanya di pekerjaan, tapi juga di ruang lingkup sosial, seperti pendidikan.


Apa hambatan yang Mbak Nanik rasakan selama menjalankan Unique Project?

Tentu saja banyak hambatan. Kami dibatasi ukuran tubuh, usia, dan pendidikan. Fisik kami selalu dipersoalkan padahal kami juga ingin bekerja seperti orang lain. Maka dari itu, saya bercita-cita mendirikan sekolah nonformal untuk teman-teman mini, untuk mengasah dan meningkatkan potensi karena banyak dari mereka yang kurang mampu. Diskriminasi di sekolah membuat mereka tidak meneruskan pendidikan. Mereka tidak punya skill yang lebih. Akhirnya banyak yang menuju dunia industri dan mereka menjadi produk eksploitasi.


Menurut Mbak Nanik, apa yang bisa memotivasi teman-teman disabilitas agar semangat dalam bekerja dan berkarya?

Teman-teman butuh dirangkul, bukan dikasihani. Mereka butuh support system untuk selalu semangat dan percaya diri. Melalui kami, semoga teman-teman bisa terus menempa diri dan terus berdaya.


Apakah Mbak Nanik aktif di organisasi lain?

Sebenarnya komunitas ini sebagai ruang untuk berekspresi. Pekerjaan kami ya sama seperti orang lain: dosen, guru, mahasiswa, seniman. Kami bersyukur kami lebih beruntung dibandingkan teman-teman mini yang tidak mempunyai kemampuan untuk pendidikan. Memang harapannya, komunitas ini juga bisa menjadi lahan pendapatan untuk teman-teman mini.


Kira-kira hal apa yang ingin ditingkatkan lagi dan harapan untuk Unique Project ke depannya?

Harapan kami, semoga ada lembaga/organisasi yang bisa mendukung keberlangsungan komunitas kami supaya tetap bisa berkarya. Saat ini, kami masih mandiri, tidak ada organisasi lain yang membawahi kami. Seringkali nombok untuk menghidupi komunitas. Kami ingin kehidupan kami bisa lebih mapan dengan jalan yang kami pilih. Selain itu, harapannya kami bisa terus berkarya setidaknyas satu kali setahun. Kami berharap depan bisa melakukan pentas keliling di seluruh Indonesia. Kami ingin lebih dekat dengan masyarakat supaya isu-isu disabilitas yang kami angkat tersampaikan ke masyarakat luas. Kami ingin mengajak lebih banyak lagi orang-orang bertubuh mini di Indonesia untuk berkolaborasi menyuarakan isu-isu yang mereka alami. Tentu kami juga ingin melakukan pentas di luar Indonesia dan berkolaborasi dengan orang-orang bertubuh mini di luar Indonesia.


Apakah ada pesan yang ingin disampaikan untuk perusahaan atau organisasi yang belum mulai berani berinteraksi dengan penyandang disabilitas?

Pesannya adalah libatkan orang-orang disabilitas di perusahaan atau organisasi supaya mereka lebih mengenal. Beri ruang bagi mereka untuk bisa setara dengan nondisabilitas. Beri mereka pekerjaan, tapi bukan pekerjaan yang sifatnya “kasihan”. Masih banyak PR bagi pemerintah untuk bisa memfasilitasi disabilitas di Indonesia. (RYR/SKS)


Interviewer: Ridho Yulio Rahmadino

Narasumber: Nanik Indarti, Pendiri Unique Project (@unique_project_theatre)

bottom of page